Pembelaan Hasan al-Bashri Kepada Rakyat
Nama Imam Abu Hasan al-Bashri cukup harum di mata umat Islam. Kepribadiannya teguh untuk menyuarakan kebenaran. Karena sikap inilah nyawa Hasan al-Bashri hampir melayang ketika harus melawan kekuasaan.
Saat itu Irak dijabat seorang gubernur diktator bernama al-Hajjaj ats-Tsaqafi. Pemimpin ini terkenal bengis dan gemar bertindak sewenang-wenang. Hampir seluruh rakyat Basra tak berani protes, bahkan untuk kebijakan yang dapat menyengsarakan mereka. Namun ini pengecualian bagi Hasan al-Bashri.
Suatu hari Hajjaj meresmikan istana barunya. Harta dan keringat rakyatlah yang membuat bangunan megah itu menjulang gagah. Selanjutnya, rakyat gigit jari atau sekadar menonton dari kejauhan sebagai tamu undangan. Di sana, Hasan al-Bashri bersuara pedas:
”Kita tahu dulu Fir’aun membangun istana yang lebih indah dari ini. Allah kemudian membinasakannya karena kedurhakaan dan kesombongannya.”
Sang Imam terus melancarkan kritiknya. Aksi ini memancing amarah gubernur. "Kurang ajar! Mengapa kalian biarkan budak dari Bashrah itu mencaci maki dan bicara seenaknya,” teriak Hajjaj kepada para algojonya.
Ketika dihadapkan ke penguasa tiran itu, Hasan al-Bashri bersikap sangat tenang. Semua pertanyaan dijawab tegas tanpa rasa khawatir. Ketenangan ini justru mengangkat wibawanya dan akhirnya menaklukan kecongkakan Hajjaj.
Sebenarnya, sejak Hasan al-Bishri pertama meneriakkan kritik, rakyat di sekelilingnya sudah mulai mencemaskan nasib sang imam. Sebagian dari mereka memohon Hasan al-Bahsri menyudahi aksinya.
Namun, kekhawatiran ini segera dijawab Hasan al-Bishri: ”Sungguh orang-orang berilmu telah tergadai jiwanya untuk mengungkapkan kebenaran kepada manusia, bukan malah menyembunyikannya.”